Minggu, 08 April 2018

Sebuah Harapan

Mentari pagi, tersenyum tenangkan hati
Sebuah kisah akhirnya berakhir indah

Pagi yang sunyi menentramkan hati
Segelas susu selalu setia menemani

Weekend selalu jadi hari yang menenangkan untuk meresfresh pikiran, hati dan tenaga, tentunya setelah semua tugas-tugas kuliah atau kerjaan selesai, kalau belum ya weekend menjadi hari yang melelahkan dan rasanya belum siap menghadapi senin lagi, hahaha...

Kali ini bukan mau membahas tentang rasa lelah, capek, atau keluhan lainnya. Bukan!
Semua rasa itu cukup disimpan saja dihati dan biarkan diri dan Tuhan yang tau atas semua kerja keras kita.
"Jangan memperlihatkan kelemahan didepan makhluk, jadilah atelit Allah yang tangguh".

Di pagi ini, aku teringat hal yang sejak lama pernah aku inginkan ketika masih duduk dibangku sekolah, saat dimana setiap pagi aku selalu berangkat ke sekolah. Selain banyak melihat anak-anak lain yang juga berangkat sekolah, aku juga melihat anak-anak lainnya yang sepagi itu harus berjalan mencari rejeki untuk makan hari itu, tidak pakai seragam, tidak sekolah.
Melihat pemandangan itu satu sisi aku semakin bersyukur, aku bisa bersekolah, belajar, bermain dan punya banyak teman, satu sisi lainnya aku sedih karena mereka tak merasakan pendidikan diusia dini, walau hanya belajar membaca, menulis ataupun menggambar gunung dengan matahari ditengah hahaha...

Karena seringnya melihat itu, saat itu aku pengen banget ketika sudah lulus sekolah bisa kenal dengan anak-anak jalanan dan mengajar mereka, karena ga punya channel atau kenalan aku jadi cuma berharap suatu hari ada orang yang ngajak aku untuk itu.
Pengen banget anak-anak itu juga merasakan pendidikan, setidaknya bisa membaca dan menulis.
Agar mereka juga mempunyai masa depan, setidaknya memiliki masa depan yang lebih baik dari pada orang tuanya, karena aku yakin setiap orang tua punya harapan pada anaknya, ya sekali lagi setidaknya untuk membantu meringankan beban orang tua.

Rasanya sayang sekali, jika mereka mempunyai bakat terpendam yang sebenarnya bisa diasah menjadi skill yang luar biasa, menjadi peluang untuk maju dan sukses tapi tidak ada fasilitas untuk menyalurkannya.
Karena bagiku, kita semua sama, hanya jalan takdir yang membedakan tapi takdir itu masih bisa diubah jika ada kemauan, usaha dan doa.
Percayalah hasil tak akan mengkhianati proses

Pengen banget ada yang bisa ngajak ngajar mereka, ya walaupun sebulan sekali, pasti bahagia banget melihat mereka bahagia, melihat senyum dan tawa mereka. Mengetahui mereka bisa membaca dan menulis, memberikan semangat menuntut ilmu daripada hanya mencari uang.
Menjadikan ilmu yang aku dapat juga bermanfaat bagi orang lain, ingin membuat mereka juga merasakan apa yang akau rasakan ketika sekolah, ah membayangkannya saja udah buat senyum-senyum sendiri.


Qonita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar