Senin, 16 April 2018

Kamu

Mentari pagi hangatkan sebagian sisi ruang
Memasukkan cahayanya melalui sela-sela tirai yang terbuka
Rasa tenang menyelimuti pagi
Terasa hangat dari paparan sinar yang mengenai tubuhku

3 tahun sudah aku memilih sendiri tanpa seseorang disisi
Tak terasa selama itu lah aku menikmati hari yang ku jalanin seorang diri, haha
Menjalani segala aktivitas tanpa mengingat bagaimana rasa sakitnya hati
Ya, rasa yang saat ini aku harap tak akan merasakannya lagi

Bukan trauma akan masa lalu, tapi menjadi lebih berhati-hati lagi untuk mengenal seseorang
Bukan juga menganggap semua orang sama, tapi seperti lebih menjaga hati agar tak kembali terluka
Selama itu pula aku berusaha membangun kokoh tembok hati ku, agar tak mudah runtuh hanya dengan sedikit sentuhan hati seseorang
Selama itu pula aku memilih memendam dalam diam, membisikkan dalam doa ketika ketertarikan pada seseorang hinggap di hati

Kemudian saat semuanya terasa biasa aku jalani keseharian dengan kesendirian, tiba-tiba kamu hadir dalam hari-hari ku
Entah kamu datang dari mana, aku pun tak tau
Aku bukan orang yang bisa langsung akrab sama orang lain yang ga dikenal sebelumnya, tapi dengan mu aku seperti sudah lama mengenal, haha aneh. Aku memang aneh ya??? haha
Aku juga bukan orang yang suka diajak ketemuan, karena akupun pasti bingung mau ngomong apa kalau ketemu tidak seperti dichat. Tapi denganmu? aku bisa bebas ngobrol, cerita apa aja seperti sudah lama mengenal, hhahaha. Entahlah mungkin hanya aku saja yang merasakan hal itu

Setelah mengenal mu karena pertemuan itu, aku kagum pada pribadimu, pada sikapmu. haha atau mungkin aku hanya rindu bagaimana rasanya diperhatikan, dijaga atau dispesialkan oleh seseorang.
Saat itu lah kita mulai dekat, sangat dekat. Aku merasakan bahagia tanpa mengingat rasa sakit dahulu, mulai percaya lagi dengan seseorang, mulai menggantungkan harapan padamu tanpa memikirkan jika Allah cemburu.
Oh Allah maafkan aku.

Tau kah kamu apa yang ku rasa saat bersama dengan mu?
Aku senang- bahagia, rasanya aku benar-benar menemukan sosok ayah- abang- sahabat untuk berbagi semua cerita, karena nyatanya aku bukanlah seseorang yang gampang untuk menceritakan semua apa yang aku rasa pada orang lain meskipun itu sabahat dekat ku.
Disaat yang bersamaan pula aku merasakan gelisah- tidak tenang. Tau kah kamu ? sebelum kamu memutuskan hari itu, aku pun sudah memikirkan apakah hubungan ini baik, apakah hubungan yang kita jalin benar adanya?
Satu sisi aku bahagia, satu sisiku mengatakan ini salah.

Masih ingat kan kamu? sebelum kamu memutuskan hal itu, aku sudah merasakan sakit sebelumnya.
Seperti ada yang hilang sebagian dari diriku, seperti ada yang memang akan pergi dari sisiku.
Ku beri tau kepadamu, 2 hari sebelum kamu memutuskan itu, setelah tahajud aku bermimpi kamu akan memutuskan hal itu.
Maka ketika hari kamu memutuskan itu aku sudah siap, aku sudah tau, aku tidak emosi.

Tau kah kamu apa yang aku rasakan saat itu?
Sedih? iya, karena sesuatu itu hilang lagi dari diriku, dari keseharianku
Kecewa? tidak begitu
Ada rasa bangga karena alasanmu karena-Nya dan rasa ingin mensupport keputusanmu, ada rasa bahagia seseorang sepertimu bisa mengambil keputusan itu.

Jujur, saat itu pulalah rasa sakit yang dulu pernah aku rasakan kembali lagi, merasa bodoh kenapa mudah sekali memberikan hati pada seseorang yang belum pasti, hahaha.... rasanya ingin mentertawakan diri sendiri, kesalahan sendiri.
Kini ku sadar, Allah cemburu karena aku menyayangimu
Kini juga aku bisa lebih mendekatkan diri pada-Nya, memohon ampun dan meminta sang pemilik hati untuk lebih menjaga hatiku, menyembuhkan segala luka hati ini, dan menjaga hati mu pula.

Seperti katamu, setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan
Aku juga percaya Allah punya rencana dibalik perkenalan kita.

Kalau ditanya, apa rasanya ketika aku sudah memilih kamu dan pada akhirnya kita harus berpisah kembali?
Hahahaha....
Karena alasanmu karena-Nya, aku bangga dan senang banget kamu punya keputusan itu.
Sedih? iya
Kecewa? Tidak terlalu
Karena, kalau alasanmu benar karena-Nya,  aku akan menjadi orang pertama yang bangga dan support kamu dan aku bersyukur Allah mengenalkan aku padamu dan dengan keputusanmu aku dapat membuka mata akan cinta-Nya
Tetapi, jika itu hanya dijadikan alasan/ menghindariku, aku juga akan jadi orang pertama yang paling kecewa. Tapi aku akan tetap bersyukur Allah menjauhkan aku darimu yang tidak baik dan aku juga percaya Allah tau yang terbaik.

Kalau ditanya apa kabar "hati" ku?
Alhamdulillah, hatiku sedang bangkit dan mulai membangun tembok yang lebih kuat- lebih kokoh dari sebelumnya, jadi jika disentuh sedikit tidak mudah runtuh lagi, hahahah...
Doakan aku !
aku kan sudah pernah bilang. I am Strong !
Alhamdulillah Allah memberikan perempuan hati yang kuat.
Ya meskipun satu sisi lainnya masih menyisakan ruang untukmu.

Dari dulu pula, aku ingin seperti Fatimah azzahra, yang pandai menyembunyikan jutaan rasa dalam hatinya, sampai pada waktu yang tepat, sampai pada waktunya siap. Dan berbahagialah kamu yang namanya masih ku sebut dalam doa setelah Ayah dan Ibuku, karena aku pun tak tau sampai kapan namamu akan tetap dalam doaku.

(lirik - maaf tuk berpisah)
Kini Kusadari bahwa semua itu
Adalah salah dan juga keliru
Akan membuat hati menjadi ternodai

Maafkan lah segala khilaf yang telah kita lewati
Telah membawamu ke dalam jalan yang melupakan Tuhan
Kita memang harus berpisah tuk menjaga diri
Untuk kembali arungi hidup dalam ridlo Ilahi

Dan bila takdirnya kita bersama
Pastilah Allah kan menyatukan kita

*Tau kah kamu saat menulis ini pun semua terasa berat, tapi aku akan terus berusaha mengikhlaskan apa yang sudah terjadi
Seperti katamu juga, kalau memang tidak bersatu jangan ada yang kecewa (insyaallah) dan dari kita sama-sama inginkan yang terbaik

Semoga Allah menghapuskan segala rasa sakit tanpa harus membenci
Membasuh luka tanpa harus mendendam
Aku ingin berterima kasih, mengenalmu membukakan mata ku, menjadikan ku lebih bersemangat untuk mencintai-Nya
Terima kasih atas kasih sayang- perhatian yang sudah kamu berikan
Terima kasih atas segala kebaikanmu
Terima kasih atas waktu yang kamu berikan untukku
Terima kasih atas semuanya

Semoga Allah menjadikan kita hambanya yang dicintai. Aamiin

Dengan penuh cinta,
Qonita

Sabtu, 14 April 2018

Hijab

Berhijab adalah hal yang wajib untuk seorang Muslimah
Berhijab adalah hal yang berbeda dengan akhlak, jadi tidak perlu menunda berhijab dengan alasan perilaku belum baik
Perilaku, sikap, sifat akan berjalan beriringan dengan hijabmu


Alhamdulillah, aku berada ditengah-tengah keluarga yang baik agamanya
Dari kecil, selalu dibelikan baju muslim satu paket dengan kerudung, jadi kalau pergi keluar dari lingkungan rumah sudah dibiasakan pakai kerudung.
Mulai dari TK juga, aku di masukkan ke TK Islam yang mana semua anak perempuan diharuskan memakai kerudung.
Kemudian ketika SD, aku di masukkan ke MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang mana anak perempuan juga di haruskan memakai kerudung.

Dulu, aku sempat bertanya sama Ayah, "kenapa aku di sekolahkan di TK dan MI itu?". Jawaban Ayah "Ayah masukkin kamu ke TK dan MI biar kamu belajar agamanya dulu dari kecil, kalau di SD nanti banyak temen-temen yang ga pakai kerudung, kamu nanti malah ikut-ikutan. Kalau sudah SMA baru boleh pilih sekolah, karena sudah tau yang baik dan tidak".

Jadilah aku yang kalau pergi dari lingkungan rumah selalu pakai kerudung, tapi belum untuk disekitaran rumah ya.
Kalau cuma ke warung dekat rumah, masih belum pakai kerudung, main sama teman-teman juga pakai baju tangan pendek dan kadang juga celana pendek, ya begitulah aku yang cuek sama penampilan dan sedikit tomboy pada masanya. Maklum dulu itu masih SD sekitar 6-8 tahun.
Mulai beranjak umur 9 tahun, aku mulai pakai baju tertutup namun tidak dengan kerudung jika disekitar rumah.

Aku mulai berkerudung setiap keluar rumah pada kelas 7 di semester 2
Aku sebagai anak perempuan yang beranjak remaja, sudah mulai Haid/ sudah baligh, saat itu Nci dateng dan ngasih 2 kerudung.
Ga ada angin atau hujan aku heran, tumben banget dia ngasih kerudung haha
Dan ternyata memang ada maksud dibalik itu, dia ngasih sambil bilang "Kan Ita udah Haid, udah gede. Ini Nci beliin kerudung tapi harus dipake kalo keluar rumah".

Darrr ! kaget? iya
Tapi yang keluar dari mulut saat itu hanya "iya".

Dari SD juga udah kepikiran mau terus pakai kerudung kalau keluar rumah dan target pakainya pas kelas 9, tapi Allah jauh lebih sayang makanya dipercepat.
Karena memang sudah ada niat, jadi ga terlalu terbebani, saat itu juga pas keluar rumah langsung pakai.

Waktu itu di rumah buka warnet dan kebetulan aku lagi main di warnet dengan penampilan baru yaitu berkerudung hahaha...
Ada 2 anak laki-laki yang biasa main di warnet, mereka ngobrol bisik-bisik tapi tetap kedengeran, anak pertama ngomong "ko dia pakai kerudung?", terus dijawab sama temannya "gatau, mungkin abis pulang ngaji" hahaha... Dan aku yang denger, langsung malu dan masuk ke dalam rumah, ya ampun.
Tapi keesokan harinya aku tetap keluar rumah dengan kerudung baru, hehe.

Ketika masih sekolah walau sudah pakai kerudung tapi pakaian ku masih agak ketat dan lebih suka pakai celana dan sepatu, ya maklum masih ada sedikit tomboynya dan ga suka pakai rok.
Semakin bertambahnya usia dan ketika sedang viral tentang Jilboobs, aku jadi suka baca-baca artikel tentang bagaimana seharusnya perempuan berpakaian. Aku mulai memakai rok, btw aku juga pernah ngajar privat yang mana ketika menjadi seorang pengajar, harus mencontohkan juga bagaimana cara berpakaian. 
Jadilah aku terbiasa dengan rok, pernah suatu hari mau coba pakai celana lagi tapi rasanya ada yang aneh, seperti gapakai celana, terlalu ketat membentuk lekuk kaki. Saat itu juga memutuskan ga pakai celana lagi kecuali saat olahraga.

Dan semenjak saat itulah mulai beli-beli rok, tapi sampai saat ini masih suka pakai baju agak ketat dan kerudung yang kadang tidak menutup dada.
Saat ini, aku perlahan ingin memanjangkan kerudung ku, mulai membeli gamis-gamis, doakan semoga perlahan menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dicintai oleh-Nya, doakan semoga aku tetap istiqomah dengan perubahan yang ingin aku jalani.

Tau kah kamu saudari ku sayang?
Allah membuat kita, wanita yang begitu sempurna dengan segala kekuatan- kesabaran lebih- rasa kasih sayang- kesabaran- kelembutan.
Allah memerintahkan kita menutup aurat, karena ingin melindungi kita, menghargai kita, karena Allah sayang pada kita.

Tau  kah kamu wahai anak perempuan?
Satu langkah saja kamu keluar rumah tanpa menutup aurat, satu langkah pula kamu mendorong Ayah mu ke Neraka. Astagfirullah
Kamu sayang Ayah ? tutuplah auratmu sayang.

Aku malu, betapa banyak nikmat yang telah Dia berikan pada ku dan keluarga, tapi hanya dengan menutup aurat secara sempurna saja aku belum mampu lakukan.
Aku malu, ketika banyak doa-doa yang ku panjatkan lalu Ia kabulkan, aku masih saja lalai pada perintah-Nya.

Aku bukanlah seseorang yang sudah lebih baik agamanya, bukan pula yang sudah sempurna menutup aurat. Tapi tulisan inilah yang juga akan sebagai cerminan ku untuk terus berubah menjadi lebih baik.

Dengan cinta,
Qonita

Minggu, 08 April 2018

Sebuah Harapan

Mentari pagi, tersenyum tenangkan hati
Sebuah kisah akhirnya berakhir indah

Pagi yang sunyi menentramkan hati
Segelas susu selalu setia menemani

Weekend selalu jadi hari yang menenangkan untuk meresfresh pikiran, hati dan tenaga, tentunya setelah semua tugas-tugas kuliah atau kerjaan selesai, kalau belum ya weekend menjadi hari yang melelahkan dan rasanya belum siap menghadapi senin lagi, hahaha...

Kali ini bukan mau membahas tentang rasa lelah, capek, atau keluhan lainnya. Bukan!
Semua rasa itu cukup disimpan saja dihati dan biarkan diri dan Tuhan yang tau atas semua kerja keras kita.
"Jangan memperlihatkan kelemahan didepan makhluk, jadilah atelit Allah yang tangguh".

Di pagi ini, aku teringat hal yang sejak lama pernah aku inginkan ketika masih duduk dibangku sekolah, saat dimana setiap pagi aku selalu berangkat ke sekolah. Selain banyak melihat anak-anak lain yang juga berangkat sekolah, aku juga melihat anak-anak lainnya yang sepagi itu harus berjalan mencari rejeki untuk makan hari itu, tidak pakai seragam, tidak sekolah.
Melihat pemandangan itu satu sisi aku semakin bersyukur, aku bisa bersekolah, belajar, bermain dan punya banyak teman, satu sisi lainnya aku sedih karena mereka tak merasakan pendidikan diusia dini, walau hanya belajar membaca, menulis ataupun menggambar gunung dengan matahari ditengah hahaha...

Karena seringnya melihat itu, saat itu aku pengen banget ketika sudah lulus sekolah bisa kenal dengan anak-anak jalanan dan mengajar mereka, karena ga punya channel atau kenalan aku jadi cuma berharap suatu hari ada orang yang ngajak aku untuk itu.
Pengen banget anak-anak itu juga merasakan pendidikan, setidaknya bisa membaca dan menulis.
Agar mereka juga mempunyai masa depan, setidaknya memiliki masa depan yang lebih baik dari pada orang tuanya, karena aku yakin setiap orang tua punya harapan pada anaknya, ya sekali lagi setidaknya untuk membantu meringankan beban orang tua.

Rasanya sayang sekali, jika mereka mempunyai bakat terpendam yang sebenarnya bisa diasah menjadi skill yang luar biasa, menjadi peluang untuk maju dan sukses tapi tidak ada fasilitas untuk menyalurkannya.
Karena bagiku, kita semua sama, hanya jalan takdir yang membedakan tapi takdir itu masih bisa diubah jika ada kemauan, usaha dan doa.
Percayalah hasil tak akan mengkhianati proses

Pengen banget ada yang bisa ngajak ngajar mereka, ya walaupun sebulan sekali, pasti bahagia banget melihat mereka bahagia, melihat senyum dan tawa mereka. Mengetahui mereka bisa membaca dan menulis, memberikan semangat menuntut ilmu daripada hanya mencari uang.
Menjadikan ilmu yang aku dapat juga bermanfaat bagi orang lain, ingin membuat mereka juga merasakan apa yang akau rasakan ketika sekolah, ah membayangkannya saja udah buat senyum-senyum sendiri.


Qonita