Minggu, 24 Desember 2017

Rindu

Langsung aja nih, kalian lagi subuk apa? Sibuk kerja/ kuliah/ sekolah/ kerja-kuliah ?

Kadang kita terlalu sibuk dengan aktivitas, terlalu sibuk dengan dunia sendiri, terlalu sibuk mengejar impian kita
Semua itu sih sah-sah aja, tapi jangan sampai lupa untuk apa kita sukses, untuk apa kita meraih impian dan siapa yang membuatmu bisa mendapatkan semuanya

Bekerja keras diwaktu muda itu hal yang bagus, tapi jangan lupa juga memperhatikan diri sendiri, memperhatikan kesehatan diri
Mendapatkan kenyamanan diri sah-sah juga, tapi jangan lupa hati juga harus terupdate
Aku atau mungkin kita yang setiap harinya harus kerja/ kuliah, sibuk dengan segala aktivitas yang membuat rumah kita hanya tempat untuk sekedar memejamkan mata beberapa jam, berkomunikasi banyak dengan orang rumahpun harus menunggu weekend.

Lalu Allah yang maha baik, memberikan apa yang kita butuhkan dengan memberi kita sakit
Sakit itu memang ga enak; ga enak makan, ga enak ngobrol, ga enak bercanda, sampai mau senyum aja males
Tapi kalau kita lihat sisi positifnya, Allah itu kasih kita istirahat sebentar dari segala hiruk piruknya aktivitas yang banyak menguras tenaga dan emosi
dan/ atau Allah kangen sama kamu, karena saking sibuknya kamu dengan dunia sendiri
ya Dia kangen dengan kamu, rindu akan tangisanmu memohon padanya dalam malam
Jangankan Dia, mungkin Qur'an juga rindu padamu; rindu sentuhan tangan dan suaramu membacanya


Oh, aku pun rindu padanya *sad*
Ya aku rindu pada quran !
Aku yang setiap harinya kerja dan sore harus kuliah kadang lupa dihari itu tak membacanya, walaupun aku juga sudah mempunyai aplikasi Quran diHP.
Merasa bersalah ketika libur kuliah, magrib sudah di rumah dan ketika ingin membaca Quran, betapa menyesalnya aku 4 hari kuliah tak menyentuhnya, tak membacanya

Betapa rindunya aku ketika mengingat masa kecil yang setiap habis magrib, pergi bareng teman ke pengajian
Betapa rindunya aku, jika setelah magrib membacamu dikamar
Betapa rindunya aku, menghafal surat-surat pendek di Juz 30

Maaf karena aku terlalu sibuk, oh atau mungkin aku saja yang tak menyempatkan waktu untukmu
Maaf  menjadikanmu pajangan di atas meja ku beberapa hari, karna aku sering menyentuhmu di HP
Maaf karena terlalu sering menyentuh HP dibandingkan kamu padahal kamu lah yang sudah menemaniku dari usiaku yang ke 6th hingga kini
Ya, walau covermu sudah mulai koyak, tapi isi dan tulisanmu masih putih bersih

Terimakasih telah menemaniku dari kecil hingga kini dan nanti
Terimakasih telah menjadi pengingatku ketika aku melihatmu di meja
Terimakasih selalu menenangkan hati ketika aku membacamu
Terimakasih selalu menghadirkan semangat baru ketika hati gundah

Never leave my heart. Aamiin...

Sabtu, 02 Desember 2017

Kasihan atau bersyukur?

Aku mau berbagi cerita mengenai apa yang aku lihat saat pulang kuliah 2 hari yang lalu tepatnya hari selasa 28 Nov 2017.

Hari itu gatau ada apa tapi ga seperti biasanya maceetttt bangettt, yang biasanya dari kantor ke kampus cuma kurang dari 1 jam (ini udah termasuk macet yang biasanya ya), hari itu malah 1,5 jam baru sampai.

Kebetulan naik motor berdua sama temen, jadi bisa gantian bawa motornya
Tapi karena macet, badan berasa banget pegelnya, yang dibonceng juga ngantuk karena jalan macet parah
Pulang kuliah seperti biasa jam 9 keluar kelas, karena kita Mahasiswi kupu-kupu (kuliah pulang), ya keluar langsung cuss pulang. Karena udah capek, besok harus kerja lagi dan arah rumah juga lumayan jadi males nongkrong-nongkrong kalau pulang kuliah

Dan ga biasanya juga pulang kuliah udah jam 9 malam jalanan masih macet bangettt, yang biasanya dari tebet ke pancoran lancar, ini motor jalan selangkah-selangkah

Nah disaat itu lah Aku melihat hal yang menarik perhatian, dipinggir jalan yang lagi macet ada 1 keluarga yang tinggal di grobak, rumah yang hanya beratapkan langit dan sempit
Di sana ada 1 anak laki-laki dan perempuan yang lagi tidur di dalam grobak, ada juga balita perempuan duduk di dekat gagang grobak belum tidur dan ada 1 Ibu duduk di trotoar dekat grobak, entah suami ada di mana, ga sempat lihat lagi.

Nah dari pemandangan itu, Aku yang dasarnya gampang banget terharu jadi ga sadar ngeluarin air mata dan untungnya itu malam hari
di situ langsung mikir dan kasihan juga ngelihat mereka tanpa rumah, grobak yang sempit hanya untuk meluruskan kaki

Di atas motor tuh sambil ngebayangin apa yang Ibu itu pikirin, entah mikirin keadaan dia dan anak-anak yang setiap hari harus berpindah-pindah tempat dan tidur di atas grobak, ga kaya kita yang punya tempat tinggal nyaman, tidur diatas kasur, ada kamar mandi pula. Mereka?

Sedih ketika membayangkan jika keluarga ku yang seperti itu, ga tega melihat Ibu duduk di trotoar malam hari, sedangkan di depannya banyak orang dengan motor dan mobil mewahnya lalu lalang.
Memikirkan Ibu itu sedih dengan apa yang dia jalani, pasti hatinya sedih melihat keadaan anak-anak nya yang harusnya bisa dia bahagiakan dengan kehidupan yang lebih layak

Air mata tak bisa lagi terbendung, entah apa yang Aku rasa saat itu?
Kasihan dengan keadaan mereka dan bersyukur Aku dalam keadaan lebih baik dari mereka
Mau bantu? Aku harus apa?
Sedih, Aku disini bisa dengan gampangnya beli ini itu, jalan-jalan ke mana aja, makan enak di mana aja...
Sedangkan mereka ???
Aku cuma ga sanggup membayangkan jika Aku di posisi mereka?
apa aku setegar dan lapang menerima kedaaan itu ?