Senin, 09 Mei 2016

Sementara Sendiri

Tak semua yang tergambar, melukiskan yang sebenarnya.
Tak semua senyuman, menerangkan kebahagiaan.
Terkadang hujan sangat ditunggu beberapa orang, hanya untuk mengekspresikan apa yang sesungguhnya dia rasa.




Sesekali orang akan membutuhkan kesendirian, karena percuma saja jika dalam keramaian tak ada satu pun yang memahami.
Tak semua dapat memahami satu sama lain, tak semua dapat dijelaskan dengan rinci dan tak semuanya juga harus dijelaskan. Sebab, percuma saja diperjelas jika yang lain tak pernah mau mengerti.

Terkadang butuh waktu untuk menyendiri, berfikir bersama hati, menikmati apa yang dirasa, memperbaiki apa yang salah, mengadu kepada Rabb nya, melepaskan beban dan menuntaskan sampai tak tersisa.

Berjalan perlahan di jalan setapak seperti mencari jejak yang hilang, berjalan lunglai mengikuti ke mana pun hembusan angin, alam pun seperti tahu apa yang sedang dirasa, perlahan dia mulai menjatuhkan butir-butir air yang turun membasahi wajah. Hujan ! ya seseorang menunggumu, seseorang menunggu untuk menumpahkan semuanya! menumpahkan semua beban yang mungkin sejak tadi dengan sekuat tenaga dia tahan agar tak tumpah, dengan hadirmu kini dia bebas menumpahkan semua beban yang ada, beban yang memang selalu dengan mudah dia tutupi hanya dengan garis melengkung yang tercipta oleh sepasang bibirnya.

Terkadang dengan hujan orang akan menjadi sosok yang jujur akan apa yang dia rasa, menumpahkan semua kepalsuan yang selalu tercipta dibalik senyum manis itu.
Menghapus semua beban yang mengalir bersama aliran air hujan yang turun, terbang bersama hembusan angin yang bebas dan menumbuhkan senyuman baru diiringi dengan hadirnya kembali sinar mentari yang sempat bersembunyi dibalik segala rasa yang ada.